Apapun yang kamu kerjakan atas se-izin Tuhan, tak ada yang sia-sia, Percayalah!

Apapun yang kamu kerjakan atas se-izin Tuhan, tak ada yang sia-sia, Percayalah!
Intermezo sebelum lari ke bab 4 pembahasan (bab yang agak menyeramkan, ngeri tipis-tipis sudah dekat sidang) saya pun menuangkan kembali beberapa pemikiran saya melalui tulisan ini.
Saya agak sedikit bingung mau mulai darimana. Yang pasti nggak saya mulai dari latar belakang dan rumusan masalah kok😂. Jadi singkat cerita, sekitar bulan maret kemarin saya sudah ada di puncak stress, iya bener gara-gara Tugas Akhir (TA). Gara-gara saya nggak segera menemukan titik terang di kasus TA saya. Saya pun sudah berbulan-bulan menghilang dari dosen pembimbing saya.
Masalah saya nggak berhenti disitu, saya juga masih harus jadi panitia acara pengakraban. Bayangin aja udah semester tua begini, TA belum kelar tapi malah sibuk ngurusin masalah lain. Saya juga sempat berpikiran buruk, membayangkan saya jadi mahasiswa abadi yang setia sehidup semati sama kampus(amit-amit lah ya). Ditambah lagi saya diminta mewakili prodi mengikuti lomba untuk yang terakhir kalinya. Dan ditambah lagi saya jomblo (oke yang ini nggak ada hubungannya). Saat itu sih pikiran saya jelas, jelas nggak karu-karuan. Kalau diekspresikan secara singkat jadinya..dunanges (kudu nanges, ingin menangis).
Kadang ada suara malaikat bilang, ini cobaan buat kamu kalau mau naik level ayo diselesaikan dengan baik tanpa ada satu pun yang terbengkalai. Tapi nggak jarang suara-suara iblis bilang, duh jadi apa TA mu banyak banget hal diluar TA yang musti diurusi, kasian hidupmu. Saranku sih, udah tinggalin yang lain fokus TA aja yang lain pinggirin, toh nggak penting.
Saya merasa hidup saya sangat nggak berguna. Ritme kehidupan saya diawali dengan bangun di pagi hari, tidur lagi sampai perut saya lapar lalu bangun, pergi ke kampus kalau dibutuhkan, makan, tidur lagi, berulang seperti itu. Mama juga sering ngomel ketika menemukan saya masih terbungkus selimut di kamar. Omel-an mama yang khas, "Kamu itu mbok ya nyari kerja daripada nganggur, apa TA mu itu ndang diselesaikan jadi kalau lulus cepet bisa cari kerja" masih terngiang di kuping saya hingga detik ini. Setiap omelan mama dengan kata-kata khas itu keluar saya langsung kepikiran dan berat badan saya langsung turun 20kg (bercanda lah ya). Teman-teman SMA saya pun kena imbasnya. Saya jadi agak jutek balas chat-chat mereka. Sungguh saya baru menyadari sensitifitas dan kebaperan mahasiswa galau tingkat skripsi sangatlah besar.
Tapi sesuai dengan kalimat yang saya serukan di awal. Semua yang kamu lakukan atas se-izin Tuhan, tidak ada yang sia-sia, percayalah!
Kalau kalian melakukan suatu perbuatan yang baik di mata Tuhan dan tentu-nya atas se-izinNya pastilah hal itu punya manfaat buat kamu. Memang manfaatnya nggak pada saat itu juga, entah bisa bermanfaat besok-nya, lusa-nya, minggu depan-nya, bulan depan-nya, tahun depan-nya, tapi yang jelas Tuhan sudah punya skenario-Nya sendiri.
Jadi lanjut ke cerita waktu saya sumpek dan sampai pada di titik dimana saya pasrah pada kehidupan saya, daripada jadi salah satu penghuni rumah sakit jiwa saya memilih hidup seadanya dengan prinsip mengerjakan TA seadanya, kalau ada ide dan semangat ya dikerjakan, kalau nggak ya nggak usah dipaksakan. Dan kemudian tanpa diduga-duga di awal bulan April ini saya ditawari dosen sebuah lowongan untuk bekerja di sebuah perusahaan ternama dan Puji Tuhan saya diterima dan bisa mulai kerja awal Mei. Saya jadi mikir, banyak berhubungan dengan dosen masalah kepanitiaan dan lomba ini ternyata bisa membawa saya mendapatkan pekerjaan. Nggak ada yang sia-sia! Lomba, cuma belajar tapi lebih sering kalah. Sebenernya itu juga nggak sia-sia karena belajar itu sepanjang hayat, orang yang sombong yang merasa dirinya sudah hebat saja yang berhenti belajar. Lihat dosen-dosen mu, walaupun mereka sudah hebat, tapi mereka juga masih haus ilmu. Kamu yang masih mahasiswa belum lulus, apa kabar? Sebuah tamparan juga bagi saya sebenarnya.
Ya, Hikmah-nya setelah saya diterima bekerja, saya agak sedikit lebih giat lagi mengerjakan TA saya, mengingat saat saya sudah bekerja nanti otomatis tanggung jawab saya akan semakin besar juga. 
Suatu pelajaran yang saya petik dan saya ingin bagikan untuk kalian. Yang kamu kerjakan sekarang, adalah perangkap untuk diinjak oleh masa depan. Jalani aja, nggak usah menggerutu. Waktumu akan terbuang percuma hanya untuk menggerutu. Asal tujuanmu baik, tetap berusaha dan jangan lupa berdoa Tuhan pasti buka jalan. Nggak perlu iri hati sama orang lain, rejeki-Mu sudah ada yang mengatur. Dan hiduplah untuk kebahagiaan dirimu dan orang-orang disekitarmu, bukan untuk dendam-mu. Karena hidup bukan ajang balas dendam, bukan sekedar untuk pamer. Sekian dulu, bab 4 nya udah ditungguin, semoga cepet sidang cepet Wisuda, Amiinn.
Sukses juga buat yang sudah baca blog saya^^v

Komentar

Postingan Populer