Aku si manusia LAMBAT

                
     Aku si manusia lambat. Ya.. apa-apa serba lambat. Mulai dari lahir aja lambat, lama banget ga keluar-keluar. Saat mama saya harus mulai masuk rumah sakit dari hari Sabtu, saya si lambat dengan santainya bari lahir di hari Senin. Agak gede sedikit, di usia balita yang umumnya mulai bisa berjalan di usia 12 bulan saya baru bisa jalan waktu umur 18 bulan. Ya, telat setengah bulan saudara-saudara.

     Gak berhenti sampai disitu, sepertinya keterlambatan saya dalam mempelajari sesuatu hal yang baru dalam hidup ini berlangsung dan berlanjut sampai dengan sekarang saat saya berusia 23 tahun 5 bulan. Setelah lama lahir dan lama jalan saya harus menjalani fase kehidupan dimana saya telat banget bisa bersepeda roda dua. Umumnya teman-teman sebaya saat SD kelas 1 atau 2 udah pada bisa naik sepeda roda dua, atau minimal ya roda 3 (dua roda normal, 1 roda kecil). Ini saya enggak, saya masih mengendarai sepeda roda 4 jadi dua roda kecilnya belum dilepas gitu. Baru mulai belajar dan bisa bersepeda roda dua waktu saya udah kelas 4 SD, karena saya mulai merasa malu udah gede tapi masih belum bisa sepeda roda dua. Telat banget? Yeeeessss... dan masih ada kelambatan yang lain lagi! Whaaatttt...????
                
     Kalau saat usia anak-anak saya terlambat untuk ahli dalam naik sepeda roda dua, saat remaja menginjak dewasa saya terlambat menguasai kendaraan roda dua yang namanya motor. Yups, saya baru bisa mengendarai motor di jalan raya selayaknya manusia normal lainnya saat saya berusia 22 tahun. Dimana teman-teman saya rata-rata waktu SMA udah banyak yang bawa motor sendiri ke sekolah. Kalau buat anak yang paling bangor, yaa SMP udah mulai tuh ya berkeliaran naik motor. Walaupun sebenarnya kalau menurut saya idealnya bisa mengendarai motor di jalan raya itu ya pas kelas 3 SMA pas mau lulus atau pas udah mau kuliah. Jadi kan ilmunya bisa bermanfaat dipake buat modal untuk menimba ilmu, alias pas kuliah bisa berkendara sendiri kemana-mana tanpa harus menggantungkan diri untuk minta diantar kemana-mana. Itu pun dengan catatan kalau ada fasilitas motornya ya,..hehehe. Jadi ga kaya saya, yang saat kuliah jadi mahasiswa kupu-kupu karena menggantungkan diri sama orang rumah untuk minta dijemput. Ga bisa super sibuk di kampus, pulang mau jam berapa aja seenak udelnya. Saat kuliah saya harus konsisten pulang jam berapa biar dijemput jam berapa. Padahal aslinya males juga ikut kegiatan kampus karena mager dan gak suka mingle sama sesama mahasiswa..hahaha.
                
     Bisa dibilang juga telat dalam hubungan asmara dan percintaan. Di saat teman-teman wanita saya di umurnya udah mulai menjalin hubungan yang serius dengan pacarnya, ada yang udah dilamar dan mungkin udah menikah dengan sang pujaan hatinya, saya disini masih baru mendalami apa itu patah hati. Jangan ketawa, iya faktanya saat usia 22 tahun saya baru pertama kali pacaran dan sialnya 6 bulan kemudian saya harus merasakan pil pahit yang namanya patah hati dan kembali menjomblo. Selama 22 tahun hidup di dunia ini, baru mengerti dalamnya arti sebuah lagu patah hati (kalau dulu ada lagu patah hati yang musiknya enak dinyanyiin ya dinyanyiin aja tanpa ngerti makna lagunya).
    
     Miris banget sih hidupku, apa-apa serba telaaaatt. Dasar kura-kura lelet, umpatku dalam hati. Perlahan aku mulai melepas pandangan negatif tersebut. Kulepas kacamata negatif itu dan kuganti dengan kacamata lain, kacamata positif. Bahwa tidak semua manusia itu sama, dan tidak semua manusia bisa disamakan. Pelan-pelan mulai menerima bahwa ya aku memang lambat. Tuhan mendesainku begini adanya. Lambat mempelajari beberapa hal. Dan mungkin semua ada maksud dan tujuannya walaupun tak semua dapat kumengerti. Lambat belajar sepeda roda dua biar gak main muluk kerjaannya, jadi bisa rajin belajar dapet nilai bagus bisa bantu orang tua dengan beasiswa. Lambat bisa naik motor, yang walaupun agak bikin orang tua jadi susah karena harus mengantar jemput anaknya kemana-mana tapi mungkin maksud Tuhan baik. Mungkin kalau terlalu dini aku udah bisa naik motor, udah kupakai ngebut-ngebutan di jalan ala-ala anak motor terus kecelakaan di jalan dan ga ada postingan tulisan hari ini karena uda RIP (amit-amit woooyyy!!). Lambat dalam hubungan asmara, karena mungkin kalau aku mengalami patah hati itu pas masih sekolah atau kuliah bisa saja kondisi emosionalku yang masih tergolong mentah membuatku jadi bertindak bodoh hanya gara-gara putus cinta. Bersyukur saat mengalami putus cinta yang ternyata sakit, aku sudah cukup dewasa untuk menyikapinya jadi galau-galaunya gak lama-lama. Pokoknya intinya bersyukur lah. Kalau pun nantinya aku juga akan menjadi manusia yang terlambat menemukan pasangan hidupku, aku juga percaya kalau itu bukan petaka. Tapi Tuhan sedang mempersiapkan segalanya, bukan hanya mempersiapkan laki-laki yang akan menjadi pasangan hidupku tapi terlebih mempersiapkan diriku sendiri untuk jadi manusia yang seutuhnya. Yang lebih siap untuk memasuki dunia pernikahan, yang siap menjadi ibu dan istri yang baik. (kok jauh banget ya pemikirannya..hehe).
      
     Jadi begitulah kira-kira, aku bersyukur walaupun aku lambat tapi aku tetap diijinkan untuk belajar. Bahkan mungkin jadi lebih dalam memaknainya. It’s okay kok jadi manusia lambat, kalau ada kalian yang kebetulan membaca blog ini dan kalian juga manusia lambat. Kalian tidak sendiri, karena aku juga lambat. Aku tetap bahagia jadi diriku ini yang lambat. Hidup, slow but sure!!!

Komentar

Postingan Populer