Keluar dari Zona Nyaman

Entah aku ini manusia macam apa. Banyak bahasa psikologi yang aku tak tahu apakah aku salah satu di antaranya. Introvert atau ekstrovert kah aku? Atau mungkin aku ini anti sosial? Aku tidak ahli untuk mengkategorikan aku ini termasuk yang mana. Pokoknya aku ini adalah manusia tipe sangat pendiam. Kalau aku berada dalam sebuah acara atau pertemuan yang orangnya aku ga kenal semua, pasti aku merasa seperti energi ku disedot perlahan. Berbeda kalau aku berada bersama teman-teman terdekatku, pasti aku mendominasi dan bisa jadi orang yang super rame. 

Singkat cerita, aku yang phobia sosial ini kemudian menarik diri dari kehidupan sosial yang orang-orangnya sama sekali gak aku kenal atau yang kenal tapi biasa-biasa aja gak deket2 banget. Aku males banget kumpul sama keluarga jauh yang jarang ketemu, males ikut organisasi di kampus, males deh pokoknya buat keluar dari zona nyaman.
Bergaul cuma sama dia lagi, dia lagi. 

Semakin kesini aku semakin merasa hal ini gak baik untuk diteruskan. Aku juga ingin punya pergaulan yang luas. Bisa kenal dengan banyak orang, dari latar belakang yang berbeda-beda, karakter yang bermacam-ragam. Bukan cuma disitu-situ saja. Karena aku percaya, dengan membangun relasi bisa membuat aku lebih mengenal diriku sendiri.

Sampai akhirnya aku memutuskan keluar dari pintu kamarku. Keluar dari zona nyamanku. Aku mencoba untuk mengikuti sebuah acara Gereja. Aku mencoba untuk terlibat aktif di dalamnya. Yaa..walaupun aku masih banyak diam ketika ada pertemuan-pertemuan disana. Tapi setidaknya aku mencoba. Aku keluar dari zona nyamanku.

Beberapa waktu lalu, entah apa yang merasuki pikiranku. Aku memberanikan diri untuk datang di reuni kecil-kecilan teman SMP. Padahal terbersit pikiran enggan untuk datang di acara itu. Bayangan akan perasaan canggung karena lama tak berjumpa. Atau, "Ah, apa mereka masih mengenali aku? Emang siapa aku dulu? Aku cuma si pendiam yang nggak gaul!". Tapi ada keinginan yang kuat pula untuk bertemu mereka. Sekedar menatap wajah mereka yang sudah lama tak ku lihat. Mendengar suara mereka yang sudah lama tak ku dengar. Akhirnya, ku beranikan diri untuk datang.

Dengan keluar dari pintu kamarku dan keluar dari zona nyamanku, aku menemukan sesuatu. Aku mengenal pribadi-pribadi lain. Mereka yang biasa menjadi pusat perhatian, yang bisa selalu rame ternyata mungkin punya perasaan serupa denganku. Ternyata si rame akan bingung juga untuk menghadapi si pendiam seperti aku. Dan di pertemuan itu lah kita bisa saling belajar. Memahami pribadi-pribadi lain untuk memahami diri sendiri. 

Dengan bertemu kembali teman-teman lama, aku mengenang kisah lalu. Yang dulu seolah pilu, ternyata kini jadi lucu. Dan lagi-lagi, aku seperti menemukan serpihan diriku dalam pertemuan dan percakapan singkat itu. 

Ternyata keluar dari zona nyaman nggak sesusah yang aku bayangkan. Ternyata keluar dari zona nyaman itu asik juga. Dan ternyata, yang aku butuhkan sebagai manusia adalah berbicara dengan manusia yang lain. Berbicara dari hati ke hati, saling berbagi rasa, memahami dia dan memahami aku sendiri. 

Komentar

Postingan Populer