ANDAI HIDUP PUNYA CTRL+Z
Haaaiiii, akhirnya bisa posting lagi setelah Tugas Akhir
saya akhirnya di ACC (nari-nari sambil ketawa pamer..hahaha). Postingan pagi
ini muncul dari pemikiran saya yang kebanyakan mantengin komputer entah buat
ngerjain Tugas Akhir atau kerja. Jadi ceritanya, tadi pagi saya seperti biasa
sarapan sebelum memulai aktifitas. Entah kenapa tadi pagi saya kurang berselera
untuk makan sehingga membuat saya menikmati makanan sambil mikir ngalor ngidul.
Akhirnya muncul pikiran, “Untung ya ada undo
atau Ctrl+Z, coba kalo enggak pas kemarin ngedit TA eh ternyata lebih prefer
yang awal pasti agak ribet. Apalagi pas kemarin nyoba ngutik-ngutik Laporan di
kantor karena ada yang selisih, bayangin aja tanpa Ctrl+Z semua bisa runyam...
Terima Kasih penemu Ctrl+Z..hahahahaha
Seketika
saya merasa bersyukur sekali sudah hidup di jaman komputer. Nggak kebayang
kalau hari ini saya hidup di jaman mesin ketik dan harus mengerjakan Tugas
Akhir saya. Mungkin Tugas Akhir saya bisa nggak selesai-selesai karena nggak
ada tuh yang namanya Ctrl+Z, Delete, bahkan Ctrl+C dan Ctrl+V yang jadi favorit-nya
Mahasiswa hahahaha. Pemikiran saya tidak berhenti sampai disitu, saya lalu
mulai me-ngalorngidulkan otak saya. Saya jadi mikir, “Andai ya hidup ini punya
juga yang namanya Ctrl+Z”. Bayangkan kalau Ctrl+Z itu benar-benar ada di
kehidupan, mungkin rasa penyesalan seseorang akan berkurang kadarnya. Tapi
asyik nggak sih kalau ada sistem undo dalam
hidup kita? Kalau memang ada pasti kita bisa minta undo kejadian-kejadian yang akhirnya di kemudian hari bikin kita
susah. Kita bisa undo masa lalu sama
mantan (beruntungnya saya nggak punya mantan #ngeness..hahaha).
Sial
sekali pemikiran itu kebawa di dunia nyata saya pagi ini. Jadi tadi pagi
setelah makan saya berangkat ke kantor di antar mama seperti biasa. Pagi ini
saya lewat jalan tembusan karena saya berangkat agak kesiangan, sialnya akses
jalan ternyata ditutup dan saya malah harus lewat jalan lain muter-muter nggak
karuan. Di sepanjang jalan saya menggerutu, “coba tadi lewat jalan biasa nggak
lewat jalan tembusan ini mungkin nggak kesiangan banget sampai di kantor, kalau
muter gini alamat bisa telat nih”. Untungnya sih saya nggak telat beneran, hanya nyaris telat. Big thanks to lift kantor yang tadi pagi menjemput saya dengan cepat..hahahaha. Lalu timbul pemikiran Andai hidup punya Ctrl+Z tadi,
“naahh ini dia, mestinya kalau ada Ctrl+Z aku undo aja biar ga lewat jalan ini”.
Pemikiran undo itu kemudian merentet jauh andai undo ke tadi pagi pas bangun
tidur nggak males-malesan bangun, andai undo tadi malem tidur lebih awal nggak
begadang.
Andai Ctrl+Z
benar-benar ada dalam hidup kita mungkin cukup membantu tapi juga menjadi
petaka. Sangat terbantu karena semua masalah bisa diselesaikan semudah Ctrl+Z.
Mungkin positif juga karena kita bisa memperbaiki diri di momen tertentu dengan
adanya Ctrl+Z. Tapi jeleknya kita mungkin jadi kurang menghargai rasa menyesal
karena kalau ada sesuatu yang disesali kita bisa dengan mudah merubahnya dengan
undo. Sebenarnya tipis memang perbedaannya andaikata Ctrl+Z tidak ada, sesuatu
yang kita sesali toh juga bisa kita ubah. Perbedaannya kalau merubah dengan
undo kemungkinan kita untuk mengulang kesalahan yang sama sangat besar tapi
tanpa undo kemungkinannya jadi lebih kecil karena sudah ada dampak yang
ditimbulkan dari kesalahan yang kita lakukan sebelum akhirnya kita merubah dan
memperbaikinya. Itu sebabnya saya bilang kita jadi kurang menghargai yang
namanya penyesalan. Mungkin kita bisa jadi mati rasa terhadap penyesalan.
Well,
sekian dulu saya ber-intermezo dengan menuliskan pemikiran kecil saya ini
karena kerjaan setumpuk menanti.
Komentar
Posting Komentar